Tuesday, February 2, 2010

Puisi pertamaku di Radio

DARI IBU SEORANG DEMONSTRAN                       
                karya Taufik Ismail.

Ibu telah merelakan kalian
Untuk berangkat demonstrasi
Karena kalian pergi menyempurnakan 
Kemerdekaan negeri ini

Ya, ibu tahu, mereka tidak menggunakan gada
Atau gas air mata
Tetapi langsung peluru tajam
Tapi itulah yang dihadapi 
Ayah kalian almarhum
Delapan belas tahun yang lalu

Pergilah-pergi, setiap pagi
Setelah dahi dan pipi kalian
Ibu ciumi
Mungkin ini pelukan penghabisan
(Ibu itu menyeka sudut matanya)

Tetapi ingatlah, sekali lagi
Jika logam itu memang memuat nama kalian
(Ibu itu tersedu sessaat)
Ibu relakan
Tapi jangan disaat terakhir
Kau teriakkan kebencian
Atatu dendam kesumat
Pada seseorang
Walaupun betapa zalimnya
Orang itu

Niatkanlah menegakkan kalimat Allah
Di atas bumi kita ini
Dengan menegakkan keadilan
Dan kebenaran
Tanpa dendam dan kebencian
Kemudian lepaskanlah kesaksian pada Tuhan
Serta Rasul kita yang tercinta

Pergilah - pergi
Iwan, Ida, Adi
Pergilah - pergi pagi ini

(mereka telah berpamitan dengan ibu yang tua
beberapa saat tangannya meraba rambut mereka
dan berangkatlah mereka bertiga.
Tanpa menoleh lagi, tanpa kata-kata)

______________________________________________________________________________

Komentarku :
Membaca puisi tersebut dengan nada sedih, tegas, teguh dan pikiran yang jauh ke depan..seorang ibu..hanya bisa mendoakan anaknya saat turun ke jalan demonstrasi pada zaman lalu.
Jika dibacakan dengan suara agak tersekat pada akhir bacaan, seolah rela atau tidak rela melepas kepergian anaknya...Bisa saja hampir meneteskan air mata.
Di zaman sekarang ini, mungkin belum banyak orang tua yang rela saat melepas anaknya untuk pergi demonstran, saya melihat justru perang dan protes yang perlu kita lakukan terhadap permasalahan yang ada sekarang ini justru demonstran kepada diri sendiri, benahi diri, keluarga, famili, tetangga. Lihatlah yang tidak beres di dekat kita dulu, tegurlah kemenakan, tetangga, kepala pemerintah, departemen, siswa yang mulai keluar jalur. Dengan kekuasaan kita mulailah berbuat yang baik dan menjadi teladan yang baik.

No comments:

Post a Comment