Pada awalnya aku tidak pernah tertarik dengan puisi. Bagiku puisi itu lambang orang cengeng atau orang berontak dengan suatu keadaan yang sedang bergejolak dalam hatinya. (Jadi ingat puisi2 lamaku, termasuk yang diapresiasi oleh sebuah koran dan teman2ku saat kuliah dulu). Belum lagi puisi itu tidak punya irama, dan pembacanya menurutku seperti anak SD baca puisi saja. Selain itu pembaca puisi bagiku tidak pernah memperhatikan penampilan atau busana yang ia pakai. Coba kalau pembaca puisi memakai baju rapi atau manis seperti penyanyi. Pasti menarik. Baik yang kulihat di TV, sepandai apapun orangnya sama saja bagiku, belum ngeh...kecuali aku pernah tertarik dengan sebuah puisi yang dibacakan oleh seorang pemain film lama yang berjudul LUDAH...wow...amazing...
Sampai suatu ketika, saat itu aku mengajar di Pesantren Tarbiyah untuk pelajaran Fisika dan Kimia bagi anak2 SMP dan SMA.
Ternyata disana sedang diadakan lomba baca Puisi antar pelajar SMP dan SMA Se-SUMBAR dan kami para guru dipersilakan masuk menyaksikan lomba tersebut.
Awal masuk aku memperhatikan tata panggung dengan sorotan lampu yang redup dan dekorasi panggung yang mendukung. Seorang peserta sedang membacakan puisinya. Aku berusaha memperhatikan kata2 yang diucapkannya, ekspresi wajah, sorotan mata, serta intonasi suaranya. Hmmh...kayaknya seru nich...
Kuperhatikan satu demi satu peserta dengan percaya dirinya membacakan puisinya yang selalu diakhiri dengan tepukan tangan yang meriah dari pendukung sekolah masing2. Wow...menyentuh dan luar biasa.
Saat itulah jiwa seniku memanggil sama seperti aku tertarik menjadi MC dulu, ternyata puisi jika dibacakan dengan sepenuh hati, artikulasi dan mimik yang ekspresif bahkan melebihi sebuah lagu atau ceramah agama sekalipun...wow menarik sekali.
Secara tak sadar aku jadi suka dengan puisi. Dan suatu ketika aku bertemu dengan seorang teman penyiar yang memang sudah sering menang lomba puisi dan juga sebagai juri. Dari situlah aku sering diajak untuk ikutan lomba dan menjadi juri yang pada akhirnya menjadi pemain theater. Bahkan anakku yang masih SD aku ajak untuk memperhatikan para peserta lomba dan belajar cepat dari pengalaman2 mereka. Dia juga suka membaca puisi di radio, TV lokal atau di perlombaan.
Puisi sebagai ajang melatih rasa percaya diri bagi para pelajar, juga melatih jiwa kita untuk mencerna kata demi kata, sehingga memang orang yang mempunyai jiwa senilah yang mampu melihat semua yang tersirat dari yang tersurat. Saat ini sudah banyak sekali pelajar yang tertarik dengan puisi.
Dan bagi seorang pemimpin yang mempunyai jiwa seni dia lebih bisa memahami dan mempunyai perasaan yang halus, serta cepat beradaptasi dengan perubahan, untuk sementara itu pendapat saya....
Sharingnya bermanfaat,
ReplyDeleteTrims ya.
Oh ya, bagi yang membutuhkan Penyewaan AC Tangerang untuk event-eventnya, bisa menghubungi kami ya.
Salam Blogger.