KEPADA PERSADA TERCINTA
Di antara bangunan megah nan indah,
Seorang bocah bertanya kepada sang ayah,
Seperti apakah itu sawah?
Di antara deru debu asap mobil,
Anak kecil menangis menggigil,
Seperti apakah itu kancil?
Di antara gelegar pabrik hingar bingar,
Ada pelajar bertanya kepada sang pengajar,
Seperti apakah itu belukar?
Di antara lintang pukang jalan layang,
Anak layang penyapa orang,
Seperti apakah itu kijang?
Di anatara lebat rimba beton,
Si Anton bertanya kepada Pak Ton,
Seperti apakah itu pohon?
Di antara bubung gedung melambung,
Si jangkung hatinya murung,
Seperti apakah itu burung?
Tiada jawaban,
Tiada penjelasan,
Hanya helaan
Lihatlah!
Lahan bangunan megah gilas petak sawah
Lihatlah!
Laju deru mobil usir kawanan kancil
Lihatlah!
Limbah pabrik hingar bingar libas rimbun belukar
Lihatlah!
Lintang jalan layang halau kijang lintang pukang
Lihatlah!
Lebat rimba beton basmi rimba pohon
Lihatlah!
Lambung bubung gedung bikin burung bingung
Aduh sayang,
Inilah Nusaku sekarang!
Inikah Nusaku mendatang?
_________________________________________________________________
Komentarku :
Saat pertama kali kudengar puisi ini dari seorang teman (penyiar radio lain). Terasa sekali muatan idealis dan ironis yang dapat kita lihat sekarang di kota-kota besar di Indonesia.
Dengan intonasi suara yang mantap, vocal yang jelas, puisi ini mampu membuat pendengarnya menjadi paham terutama cocok sekali kalau dibacakan di depan pejabat atau oknum2
tertentu…hmh…
No comments:
Post a Comment