DEMI MEREKA YANG PERGI
Karya : Iyut Fitra
Kami hanya menghitung tanggal
Karena kekejian itu tak pernah lelah
Darah-darah menyembur tak kunjung kering
Di tangga-tangga mesjid, bahkan di atas bentangan sajadah
Mereka ciptakan malaikat lain
Untuk menurunkan maut demi maut
Lihatlah Ambon, Tuhanku!
Sepanjang malam, sepanjang jalan
Mereka bagi-bagikan tangis dan air mata
Setiap detiknya
Mereka bangun rasa curiga
Dengan dengki dan cemas
Orang – orang kehilangan tanpa lindungan
Meratap di bawah reruntuhan
Kubah-kubah yang hangus
Sehingganya
Kematian demi kematian
Lewat tanpa perkabungan
Lihatlah Ambon, Tuhanku!
Gagak-gagak terbang
Di hamparan langit pengungsian
Di mana dewa-dewa berdansa
Di atas duka lara
Malaikat yang datang
Bertanam di segala jantung-antung
Setiap kabarnya,adalah api pertikaian
Gelora kemarahan yang kian bergelombang
Menyelusup dan menghunus dada saudara-saudara kami
Hingga setiap hari, bendera hitam itu dikibarkan
Kami hanya menghitung tanggal
Dari jumlah yang tersungkur
Adalah mereka-mereka yang berjihad
Pergi dan tak akan pernah pulang kembali.
_____________________________________________________________________
Komentarku :
Aku juga pernah membacakannya dalam perlombaan dan menjadi 5 besar.
Berikut pengarahan yang kuberikan :
1. Baca puisi terlebih dulu, pahami dan berikan pemenggalan2 yang tepat saat membacanya
2. Kemudian mulai mebacanya dengan gerakan menyertakan mimik wajah, artikulasi yang jelas, serta body language yang mendukung kata demi kata.
3. Yakin dengan apa yang ucapkan.
4. Tatap mata penonton dengan tajam, atau focus terhadap sesuatu
5. Suara dikeraskan dan keluar dari perut.
6. Ada saatnya suara perlu dilambatkan atau dipelankan.
7. Jangan takut jelek saat berkekspresi tapi jangan terlalu berlebihan
8. Usahakan latihan di depan cermin atau rekam lewat video, evaluasi sendiri
9. Usahakan Harus hafal dan tidak boleh ada satu kata yang hilang saat membacanya.
10. Walaupun harus hafal, tapi puisi tetap dipegang karena acara lomba baca puisi.
No comments:
Post a Comment