DOA HUJAN SISA-SISA
Karya : Rinaldi Wahyudi
Katakanlah Allah itu Satu
Allah tempat mengadu
Tiada beranak dan diperanakkan
Tiada satupun punya sekutu
Mulai deras ayat itu terlantun
Dikota yang menjaring matahari
Dan deru deram kendaraan melintas
Mengeringkan hujan sisa-sisa
Yang masih tak tuntas
Beristirahat di pucuk-pucuk daun
Di taman kota
Seperti terjaga dari mimpi indahnya
Untuk menunaikan tawa yang dipaksa
Kemana lagi kami akan mengalir
Setelah asmara semalam hanya temaram
Hingga fajar mengakhiri kelam
Dan matahari menjilati kami tanpa henti
Hujan sisa-sisa di pucuk-pucuk daun
Dengan anggun melantunkan rindu
Menuju yang Satu
Mengalir, menguap, meresap dalam satu tuju
Kaki-kakinya yang tajam
Menghujam ke bumi kelam
Sayap-sayapnya yang ringan
Berkumpul menjadi awan
Dan siapkan tentara-tentara hujan
Di kota yang menjaring matahari
Dan deru deram kendaraan yang melintas
Memadu jadi satu
Hujan sisa-sisa di pucuk-pucuk daun
Jadi satu terbangun
Dan perlahan kidung-kidung terlantun
O yang satu
Satu batu…..retak
Satu lagu …rusak
Satu danau ...beriak
Satu tugu…tertabrak
Pemabuk yang bilang kau punya anak
Hujan sisa-sisa mengeluh mengesah
Dalam rusuh dan gelisah yang resah
Karena asmara semalam hanya temaram
Tiba-tiba Tuhan bertitah “pulanglah kelam
Karena matahari sudah lama terbenam”
O...kau yang Satu satu-Mu
Tak bermata, mataMu
Tak satu, satuMu
Tak bertelinga, telingaMu
Tak satu, satukan
Kami dalam rinduMu
Komentarku :
Puisi ini sangat indah dan bernuansa Islami tauhid.
Jikamembancanya didiringi dengan musik latar yang lembu…secara otomatis suara dan nada serta intonasi kita akan terhanyut didalamnya.
Suatu ketika saya perah terkesan dengan seorang pemain teater yang membacakannya…
Sungguh menarik..apalagi ketika ia sampai kepada kalimat…"dan siapkan tentara-tentara hujan!" Tegas dan penuh penekanan yang dramatic…
No comments:
Post a Comment