Sunday, October 30, 2016
Sunday, October 23, 2016
Puisi Bimu
Suara hati
by : ifa
dikala pagi tiba..
lamunanku jauh membentang
menelusuri ruang hati yg sunyi
ku coba pahami yg terjadi
tapi, kini sepi dan sendiri tanpa kekasih hati
yang telah lama pergi meniggalkan ku dlm kerinduang yg tak bertepi
suaa ku tulis puisi ini, anganku jauh menghampirimu
disini kusadari, betapa berartinya dirimu
disini, di dalam hatiku
masih ada rasa cinta yg seperti dulu yg pernah kuberikan
hanya padamu dgn sepenuh jiwaku
tak pernah terpikirkan
lama sudah ku tertahan dalam indahnya kenangan
dan kini ku sadari aku tlah memaksa diri
mengejar angan yang tak pasti
oktober 2016
Monday, July 25, 2016
Puisi, 24/7/2016
PINTALAN BENANG
Seorang yang kau sebut sebagai wanita
telah menyimpan pintalan benang kusut
di antara bilik jantung
dan sepanjang aliran darah yang tersendat
seperti jejak langkah yang tersusun rapat
seperti ketika saat kau berangkat
Kiriman nafasmu yang berbau asin perjalanan
kerap melapangkan rongga dada
menempuh titian rusukku yang jarang
dan garang
pintalan benang itu
segala yang kusut dan kurapikan dengan patut
agar kelak usiaku tak sekadar mati di ranjang
dan tampak ngeri dari kaca jendela kamar yang menerawang
Payakumbuh, 2016
Makasih ya, kak. Isa dari komunitas seni intro di payakumbuh, kak. Lagi kuliah di stie has sambil buka usaha sama orangtua di payakumbuh. Hehe :))
Insyaallah isa minggu dpan ke sana ya, kak. :))
Tq Nisa...
Sunday, July 3, 2016
PUISI BIMU
Puisi Kamu di Puisi Bintang Tamu, RRI Pro 2'Bukittinggi, Setiap Minggu, pukul 4 hingga 5 sore..
Tq ya ..
Ass kk..ak im dri palembayan,maaf ya kk puisi nya krang bgus..
"Surat buat ayah"
Krya: Im
Dingin malam mulai merasuk ditubuh ini.
Hati ini terasa hampa.
Saat kau tak ada disisiku.
Aku sangat merindukanmu.
Dimalam yang sunyi ini.
Aku masih menanti kedatanganmu.
Entah sampai kapan aku menantimu.
Dan menunggu hal yang tak pasti.
Aku ingin berjumpa denganmu.
Kenapa kau tak pernah menghampiriku...???.
Apa salah dan dosaku padamu...?.
Diri ini slalu ingin bersamamu.
Aku tak tahu
pada siapa aku akan mengadu.
Hanya dingin malam.
Yang selalu setia menemani kesedihanku.
Berjalan Sepayung
Dari zaman kuda pacuan hingga jawi pembajak
gonjong rumah kita senantiasa cemas:
“Jangan berjalan sepayung berdua,
tak tampak nanti mana anak, mana kemenakan.”
Tapi cinta telah jatuh, sedalam kecemasan yang menghunus tak jenuh
Kita menanam, menuai dan menikmati manisnya
serupa kecupan-kecupan yang kita lepas sebelum duduk sama tinggi
Mengapa mereka pisahkan Tuhan dengan takdir?
Aku pergi, sebab pada akhirnya lelaki tak jua memiliki kamar
Sementara kau memiliki ranjang yang senantiasa menyunting mimpi
Simpanlah air mata, kelak, dilain hari
aku akan menyeduh kopi dengan didihan derita yang tak sudah
Bukankah kita terlanjur dewasa dari payung yang sama?
Payakumbuh, 2014
Terima kasih, kak.😊 isa baru berhabung sama acara ini. Isa tinggal di Payakumbuh, kak. Dari Komunitas Seni INTRO. 😊
Assalamualaikum, kak. Ini annisa zondry. Bolehkah puisi untuk nanti siang dikirim sekarang?:)
Boleh..tq Nisa
Akhir Pekan yang aku Kabarkan
Pada sebuah akhir pekan yang melankolis
Aku mematung di dekat jendela sambil menerka cuaca
Langit lindap, awan terlihat begitu berat, dan
Rindu padamu terasa demikian memikat
Aku seakan sedang mengukur lingkar tubuhmu dengan hangat
Yang menyimpan ruang lapang merupa gelanggang
Tempat pulang meski berkali-kali mencabik arang
mengatakan bahwa di luar,
Berharap kerap lebih menyakitkan daripada
kehilangan temu yang berulang
Sementara lidahku menyebut rindumu kelu
Seperti lari kuda patah kaki atau kuda yang lupa cara berlari, demikian aku mengejanya
Maka kembali kuterka cuaca sambil menghitung ruas jendela
Di luar, orang-orang telah lebih dahulu menggunakan jas hujan
Sementara langit semakin gagap melihat namamu kutulid dalam sajak dengan sigap
Beberapa minggu ini, cintaku
Adakah kau rasa kangen tak mengubah dirinya menjadi apa-apa
Kecuali menjadi sebatang pohon yang menahan angin di bahu jalan?
Bukittinggi, 2016
Annisa zondry
Tuesday, April 26, 2016
PUISI Bintang Tamu RRI Pro 2 Bkt
Puisi Bimu, 24/4/2016
Pembaca Puisi : Hendri, Eni, Linda
Penyiar : Dedi
Presenter : Linda Hevira
Puisi yang masuk dan dibacakan
TETAP BERSAMA BINTANG
Matahari telah terbenam.menggantikannya dengan cahaya bintang.dan hari ini juga diawali oleh malam.aku bersama bintang.
Melewati satu malam dengan penuh harapan.aku tau semua takkan mudah.saat semua tak disini aku pun pergi.dan mungkin takkan pernah kembali.
Memang beban ini terlalu berat untukku.namun aku melihat ada seberkas cahaya yang terlintas.melukiskan senyuman diwajahku.namun sebenarnya aku masih merasa tak berteman.
Aku tau keputusanku akan melukaimu.tapi disinilah aku melihat,dan merasakan semua yang terjadi.kau pun tau kita tak bisa sendiri.namun tak bisa dipungkiri kita harus berpaling.
Dan aku tetap bersama bintang.menjadi bintang,dan bersinar seperti bintang.walaupun kenyataan hidup yangku jalani,tak seperti apa yangku inginkan.tetaplah seperti bintang yang terus bersinar.
Bkt,27 maret 2016
Karya:putri
TULISAN MANISKU UNTUKMU
Kau harus kuat,sementara kau boleh bebas.apapun itu, dirimu,dan kehidupanmu takkan pernah hilang oleh waktu.percayalah bahwa kehidupan akan menunjukakkan padamu,arti sebuah keikhlasan,dan kesabaran.yang akan kau dapatkan kelak kau meraih bintang.
Hanya saja waktu yang jauh darimu,sehingga kau larut dalam penyesalanmu.tuk kesekian kalinya kau menangis dalam luka.dan aku hanya bisa menghiburmu lewat tulisan ini.yang berisikan kata manis dan puitis untuk sebuah senyum manis.
Biarkan mereka bertindak sesuka mereka.karna mereka bukan bagian hidupmu.jangan sampai sindiran mereka merenggut semangat jiwamu.yang kau ciptakan hanya untuk kehidupanmu.
Lupakan mereka dan mulailah menyusun skripsi hidupmu.agar kau dapat menemukan jalanmu.dan jangan kau lupakan aku yang slalu hadir dalam dekapanmu.dan yang slalu menuliskan kata manis untukmu.
Bkt,11 april 2016
Karya putri