Hallo sahabat Kreatif semua jumpa lagi dalam Acara Puisi Bintang Tamu, Puisi BIMU..di Radio RRI Pro 2 FM 97,2
Bersama saya Linda Hevira dan dua orang tamu kita yaitu : Dian Ayunda dan Wahdini.
Seperti biasa setiap hari Minggu pukul 16.00 - 17.00 sore nanti, selain tamu kita yang ada di studio, kami juga mengundang para pencinta puisi untuk ikutan membacakan puisi karya sendiri ataupun orang lain nantinya di 0812 6767 560, atau bagi kamu yang lagi on line kirim saja ke page Linda Hevira ntar puisinya kita bacain.
Ok..yuk kita dengarkan bersama...puisi yang akan dibacakan oleh tamu kita kali ini yang akan membacakan puisi karyanya sendiri...
Ini dia...
SIMPONI HITAM
karya : Wahdini
di balik gemuruh suara di kota tua
perlahan terseret
kardus yang berisikan pernak pernik kehidupan yang gila
Seraya membusungkan dada
"Akulah pewaris bangsa"
Kan ku bangun istana
di atas reyotnya ibu-ibu janda
Aku tak peduli..??
Siapa dirimu..??
Aku tak mau tahu
Apa tujuanmu ..??
Aku akan diam melihat darahmu tercecer
Aku akan menendang ribuan nyawa yang tak berbusana rapi sepertiku
Bangsa ini
telah mengajari itu padaku
aku tumbuh bak singa berparas dewa
Keadilan..??
omong kosong bagiku
hidupku
adalah hanya aku
memang..terkadang aku bernafas dengan paru-parumu
terkadang aku berdiri bersamaan dengan kakimu
terlalu hina jika kuakui
Maka
terimalah takdirmu yang akan selalu meratap pilu
di bawah kakiku
Aku tahu
akhir cerita kemuliaan adalah junjungan kemenangan
Namun
Darahku telah tercampur keras dengan
Pengkhianatan durjana...
(Bukittinggi, 25 Oktober 2011)
yee......luarr biasa...
Waah.. puisi yang sarat makna ya...hmmm.. sahabat BIMU semua pasti terinspirasi untuk membuat puisi setelah mendengar puisi karya Dini ya..
OK..yuk kita dengerin lagi, puisi selanjutnya yang akan dibacakan oleh..Dian Ayunda
Ini dia...
(instrument)
HUTAN NADI
karya : Dian Ayunda
buku-buku tulang berdaun perak
kau mengganti dengan biji matahari
anak-anak air mata melayang
di bibir dahan
lumat sekali tepisan
angin beranjak ke selatan
dimana batang-batang tonggak menunggu
satu lukisan hidup bentang kulit musim
hanya jari-jari kecil terulur
meniupkan nadi
( Juli 2012)
waahh..luar biasa sekali...
Sahabat Dengar semua, kita tahu karya2 dari Dian Ayunda umumnya singkat dan penuh dengan personifikasi alam yang di luar biasanya.
Nah giliran hostnya yang baca puisi lagi nich..satu puisi yang sering dibaca oleh peserta lomba baca puisi..
TAUBATKU DI SAJADAH INI
karya : R. Hidayat
dibacakan oleh : Linda Hevira
Ya Tuhan..
Hari ini kami serahkan jiwa dan raga hanya untuk-Mu
Setelah selama ini kami terlena dalam kehidupan dunia
Tersudut dalam kehampaan hati
Menatap ke arah batu-batu nisan yang berjajar panjang
Seperti bukit-bukit gersang yang tiada ditumbuhi ilalang
Hingga sunyipun datang mencekam
Hanya sesekali terdengar kicauan burung dan suara jangkrik yang datang menggelitik
Sekedar untuk membuyarkan lamunanku
Pak tolong pak! Nak, tolong nak ! Tolong
Masih terngiang-ngiang di telingaku jeritan-jeritan pilu waktu itu
Ketika bencana datang silih berganti menerpa negeri ini. Hingga
Ambonpun telah berubah warna menjadi merah
Aceh menangis,
Nias menjerit,
Negeri inipun meronta,
Ceceran darah dan nanah membanjiri
Bangkai-bangkai tak terurus bertebaran dimana-mana,
Dan ketika itu wabah penyakitlah yang paling berkuasa
Tak sanggup! Tak sanggup!
Ratapan bersama yang menjadi tanda bahwa kita manusia hanyalah
Makhluk lemah yang tak berdaya di hadapan-Nya
Makhluk lemah yang terlalu pongah berdiri di alam raya-Nya
Makhluk lemah yang lupa menyebut asma-Nya ketika harta
menumpuk di pelupuk mata
Makhluk lemah yang senantiasa bersuka cita ketika fakir dan miskin
meradang kelaparan di gubuk penderitaan.
Ampuni kami ya Tuhan,
Memang dosa itu adalah kesalahan kami,
Kami memohon pintu maghfirah-Mu,
Terimalah taubat kami di sajadah ini.
Ok..sahabat dengar para pencinta puisi dimana saja berada, yang lagi pasang earphone...lagi dalam perjalanan ataupun menemani aktivitas anda yang lagi bertugas...setelah jeda nanti kita lanjutkan puisi berikutnya..jadi tetap di Suara Kreatifitas, RRI Pro 2 Bukittinggi, 97,2 .dalam Puisi Bintang Tamu..Puisi BIMU....!
Ini dia puisi berikutnya yang dibacakan :
JANGAN TANYA KEMANA AKU AKAN PERGI
karya Diny
Gontai raut senja mengiba
Melangkahpun tak lagi pasti
Pun telah jauh dari mimpi
Nyawa serasa tak lagi berguna
Badan terkulai dihempas ombak kehidupan
Jauh darimu
Memberiku karam tak berhaluan
ini nyata salahku
Kubuang tak ada pesan
Kutinggal tak berperasaan
Pasrah Sendiri
dan jangan lagi kau peduli
pun telah kusaksikan senyum terakhirmu
aku akan pergi
Berkelana di puncak kebisuan hati
Membawa luka dan air mata
Membuang salahku
Hingga bangkaikupun tak akan lagi kau lihat
Biarkan terbenam kasih kita
Itulah suratan-Nya
(buat Kak Nani)
Nah..puisi Dini ini tercipta setelah mendengarkan Curhat dari kakaknya Diny yang berpisah karena keadaan...
KETIKA KAU KEKASIHKU
karya : Dian Ayunda
ketika kau kekasihku
orang-orang meneguk lapar
sedu sedan yang tercecer
bahkan bola mata mereka merangkak
menebas ngilu urat-urat jantungku
ketika kau kekasihku
bangkai mawar dilalap kering
lalu dimuntahkan ke mukaku
hingga aku tak kuasa merayu matahari
hanya ketukan demi ketukan
menggaung pedih telingaku
menyusun nada-nada rabun
melumpuhkan harmoni asmaraku..
Nah..dua puisi di atas bertemakan cinta ...
Dan sebagai penutup jumpa kita kali ini, satu buah puisi yang berjudul Ziarah, yang mana sebelum menyambut puasa tentunya kita membersihkan pusara, orang tua kita, keluarga ataupun teman. Mudah-mudahan kita dapat mengambil maknanya...
Ini dia....
ZIARAH
karya : Waliyunu Heriman
dibacakan oleh : Linda Hevira
Menyusuri setapak tanah merah
Kuemui sunyi diantara deret nama
Pada nisan
Dengan kebisuan batu-batu, pasrah
dilapuki lumut-lumut.
Kesetiaan angin membisiki daun bunga
Kamboja
Mengingatkan aku akan kesetianmu
Menantikan saat
sembari mengurai nasihat-nasihat bijak
Hingga tidur sederhana di pangkuan
Malaikat
Pungguk mengalun melagu pantun
Hantarkan rinduku ke tasik kedamaian
Seperti ketika mendengar desah
Napasmu
Melantunkan syair-syair syahdu
Di kala menutup waktu senja
Sungguh,
Disini kedamaian menepi
Kedamaian puncak semesta hidup
Harum mewangi air bunga yang
Kutabur di atas pusara
Mengalir abadi bersama sejuknya doa
Ok....sampai disini perjumpaan kita. Buat kamu2 yang mau ikutan segera cek acaranya di Live Streaming Puisi Bintang Tamu..Puisi BIMU.setiap hari Minggu pukul 4 - 5 sore, hanya di RRI PRO 2 FM di 97,2 Mhz.
Baiklah.. Sahabat Kreatif semuanya..Saatnya Linda Hevira pamit, Wahdini pamit, Dian Ayunda pamit.
Selamat sore.. Wassalaamu'alaikum Wr.Wb. Da..dachhh
No comments:
Post a Comment